KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas Pengantar Kesehatan Lingkungan
dalam bentuk makalah ini yang mengangkat permasalahan “Antropologi dan
Sosiologi Kesehatan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Makassar,
21 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI………..………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………….2
C.
Tujuan
Penulisan………………………………………………………...2
BAB II TEORI
KEPUSTAKAAN
A. Defenisi Sosiologi dan Antropologi
Kesehatan..……………………….3
B. Hubungan Sosiologi dan Antropologi
Kesehatan……………………....5
C. Ruang Lingkup
Sosiologi……….……………………………………....7
D. Pandangan Sosiologi Mengenai Kesehatan
dan Penyakit….…………..10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..17
B. Saran …………………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan
hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorang dengan golongan, atau
golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu
manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Sosiologi merupakan cabang ilmu yang
dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi
tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang
masyarakat.
Sosiologi mempunyai
bidang kajian yang sangat luas, antara lain Sosiologi industri, Sosiologi
Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi
Kesehatan , dan lain-lain. Namun Sosiologi Kesehatan merupakan cabang sosiologi
yang relatif baru. Merupakan pendahulunya dan masih terikat erat dengan ilmu
ini, di masa lalu dikenal sosiologi medis, yang juga menjadi cabang sosiologi.
Sedangkan Antropologi kesehatan dipandang
sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tantang cara-cara interaksi
antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit. Adalah Cara dan gaya hidup manusia merupakan fenomena
yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit. Selain itu hasil
dari berbagai macam kebudayaan juga dapat menimbulkan barbagai macam penyakit.
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu
Naturalistik dan Personalistik. Penyebab dari penyakit yang bersifat
Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat lingkungan, makanan,
dan pola hidup yang tidak baik,termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti
masuk angin dan penyakit bawaan.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
hubungan sosiologi dan antropologikesehatan.
B. Rumusan
Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam
makalah ini, yakni:
1.
Apa
defenisi Sosiologi dan Antropologi Kesehatan?
2.
Bagaimana
hubungan Sosiologi dengan Antropologi Kesehatan?
3.
Apa
saja ruang lingkup sosiologi?
4.
Bagaimana
pandangan sosiologi mengenai kesehatan dan penyakit?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, agar
kita dapat mengetahui hubungan sosiologi dan antropologi kesehatan serta
bagaimana pandangan sosiologi mengenai kesehatan dan penyakit. Selain itu guna
memenuhi tugas dari ata kuliah Antropologi Kesehatan.
BAB II
TEORI KEPUSTAKAAN
A. Defenisi
Sosiologi dan Antropologi Kesehatan
1. Defensi
Sosiologi
Defenisi sosiologi menurut beberapa ahli,
yakni:
a. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Dalam bukunya
berjudul Setangkai Bunga Sosiologi; Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan jalinan sosial antara
unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, kelompok-kelompok
dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari proses sosial yaitu
pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Contoh hubungan
timbal balik antara kehidupan agama dan kehidupan politik, hubungan timbalbalik
antara kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi.
b. P.J. Bouman
Dalam
bukunya Sociologie Begrien en Problemen, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesama manusia
(individu-individu), antar individu dengan kelompok, sifat dan
perubahan-perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.
c.
Pitirim
Sorokin
Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial
lain.
d.
Roucek
dan Warre
Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
Dari
beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara manusia dalam
bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai kompleks
kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta sebagai kompleks lembaga/penata.
2.
Defenisi
Antropologi Kesehatan
Defenisi
antropologi kesehatan menurut beberapa pendapat ahli, yakni:
a. Menurut
Pabrega
Antropologi kesehatan adalah studi yang
menjelaskan berbagai faktor yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan
atau cara individu atau kelompok terkena penyakit oleh suatu respon terhadap
sakit atau penyakit.
b. Menurut
Solita Sarwono
Antropologi kesehatan adalah studi
tentang pengaruh unsur – unsur budaya penghayatan masyarakat tentang sakit dan
penyakit.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa antropologi kesehatan adalah studi yang mempelajari
bagaimana seseorang dapat terkena penyakit baik itu dalam kelompok, individu
dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia terjangkit suatu penyakit, dan
bukan hanya sakit saja tapi juga bagaimana konsep sehat manusia.
B.
Hubungan
Sosiologi dan Antropologi Kesehatan
Antropologi adalah salah satu cabang
ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Masalah kesehatan juga dipelajari
oleh antropologi medis, suatu bidang sosial yang erat kaitannya dengan
sosiologi medis.Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan
etmidisin. Yaitu pandangan masyarakat terhadap psikiattri dan cara-cara mereka
menanganinya.
Hubungan Antropologi dan sosiologi
kesehatn yaitu data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan,tentang
sakit,terhadap dukun,terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan
pantangan makan dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi kepada dokter
kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan
berbagai macam aneka warna adat dan budaya.Metode-metode dan cara-cara untuk segera
mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.
Oleh para ahli kesehatan,antropologi
kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,terutama
tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Adalah Cara dan gaya hidup
manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam
penyakit.Selain itu hasil dari berbagai macam kebudayaan juga dapat menimbulkan
barbagai macam penyakit.
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep
penyebab sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik.Penyebab dari penyakit
yang bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat
lingkungan, makanan, dan pola hidup yang tidak baik, termasuk juga kepercayaan
panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat atau sakit
yang dianut pengobat tradisional (Batra) sama seperti yang dianut masyarakat
setempat,yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kelainan kondisi tubuh serta gejala-gejala yang dirasakan.Sedangkan menurut
konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illnes) disebabkan oleh
intervasi suatu gen aktif yang dapat berupa makhluk halus (jin,roh leluhur,atau
roh jahat),atau dari manusia (santet,sihir,dan tukang tenung).
C.
Ruang Lingkup Sosiologi
Sosiologi kesehatan merupakan cabang
sosiologi yang relatif baru. Sosiologi kesehatan mulai dikenal lebih luas setelah
Konfrensi kesehatan 1 di Ottawa tahun 1986. Sosiologi kesehatan adalah suatu
proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk menjaga, meningkatkan,
dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.
Berdasarkan konsep sosiologi kesehatan,
individu dan masyarakat bukanlah hanya sekedar objek yang pasif (sasaran), akan
tetapi juga mempunyai peranan penting yaitu sebagai subjek (pelaku). Jadi dalam
konsep tersebut masalah kesehatan ini bukan hanya menjadi urusan sektor
kesehatan saja, akan tetapi juga termasuk urusan swasta dan dunia usaha yang
dilakukan dengan pendekatan kemitraan. Dengan demikian kesehatan adalah upaya
dari masyarakat, oleh masyarakat, dan juga kembali untuk masyarakat, yang
diwujudkan sebagai gerakan “Prilaku Hidup Bersih dan Sehat” (Depkes, 2000).
Agar supaya sosialisasi ini lebih
efektif, maka sasaran sosialisasi harus betul-betul dikenali secara khusus,
rinci dan jelas. Sementara itu, agar supaya sasaran lebih spesifik, maka sasaran
itupun dibagi menjadi :
1. Sasaran primer
Sasaran primer adalah sasaran yang
mempunyai masalah yang diharapkan mau brprilaku seperti yang diharapkan dan
memperoleh manfaat paling besar dari perubahan prilaku tersebut.
2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah individu
atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran
sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada
sasaran.
3. Sasaran tersier
Sasaran
tersier adalah para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provensi, kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan).
Sosiologi kesehatan mempunyai 5 area
atau ruang lingkup sebagai berikut :
a. Membangun kebijaksanaan pembangunan
berwawasan kesehatan (Healthy public policy), yaitu mengupayakan agar
kebijaksanaan pembangunan dari setiap sektor mempertimbangkan kemungkinan
dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat.
b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan
suasana yang mendukung (create partnership and supportive environment), yaitu
mengembangkan jaringan kemitraan dan membina iklim suasana yang memungkinkan
agar masyarakat termotivasi melakukan pembangunan kesehatan
c. Memperkuat kegiatan masyarakat
(stregthen communty action), yaitu memberikan bantuan terhadap kegiatan yang
sudah berjalan di masyarakat, sehingga dapat lebih berkembang serta memberikan
peluang agar masyarakat dapat berimprovisasi, yakni melakukan kegiaitan dan
berperan serta aktif dalam pembangunan kesehatan.
d. Meningkatkan keterampilan perorangan
(increas individual’s skill), di antaranya adalah melalui kegiatan pelatihan,
penyuluhan dan lain sebagainya, dalam rangka meningkatkan kesadaran kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan kualitas
kesehatannya.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan yang
lebih memberdayakan masyarakat (reorient health service), yaitu mengarahkan
pelayanan kesehatan yang menempatkan dan mendorong masyarakat sebagai subjek
yang dapat memelihara dan dapat meningkatkan kualitas kesehatannya.
Hasil dari penelitian dan studi
kasus dari seluruh penjuru dunia memberikan bukti yang meyakinkan akan hasil
kerja sosialisasi kesehatan, dengan menggunakan kelima ruang lingkup tersebut
jauh lebih efektif daripada hanya memakai pendekatan tunggal. Pendekatan
melalui tatanan memudahkan implementasi penyelenggaraan sosialisasi kesehatan,
misalnya kota-kota besar, pulau-pulau, desa-desa terpencil, masyarakat lokal,
pasar, sekolah tempat kerja dan fasilitas pelayanan kesehatan sendiri.
Peran serta masyarakat sangat
penting untuk melestarikan berbagai upaya. Masyarakat harus menjadi subjek
dalam sosialisasi kesehatan dan dalam setiap pengambilan keputusan. Akses
kependidikan dan informasi sangat penting untuk mendapatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
D.
Pandangan Sosiologi Mengenai
Kesehatan dan Penyakit
Sosiologi kesehatan dan penyakit
mempelajari interaksi antara masyarakat dan kesehatan. Objektif dari topik ini
adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak terhadap morbiditas
dan tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari
sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan
sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan
sekolah. Sosiologi medis terbatas pada hubungan pasien-praktisi dan peran pakar
kesehatan dalam masyarakat.
Sosiologi kesehatan dan penyakit
mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari
jenis bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidak patuhan pasien dengan
persyaratan medis. Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa
masalah-masalah yang dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society
ataupun komunitas. Agar dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah tersebut
maka diperlukan berbagai pendekatan, baik itu pendekatan emik yang hanya
berdasarkan pada sudut pandang si pelaku ataupun menggunakan pendekatan etik
yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari para ahli kemudian
membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain.
Dalam perkembangan selanjutnya
perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang
medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun
membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan.
Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis
dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi,
sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih
bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh
adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi
kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi
sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori.
Pada masa dulu sebagian besar orang
dan masyarakat memandang bahwa sehat dan sakit adalah merupakan sesuatu
hitam-putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau
kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini
tentu dapat diterapkan dengan mudah, akan tetapi mengabaikan adanya rentang
sehat-sakit. Pada saat ini sehat dipandang dengan perspspektif yang lebih luas.
Luasnya aspek itu meliputi rasa
memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan
sosial yang kuat, memiliki rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian
tertentu.
a. Konsep Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang
tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spritual. UU No.23,1992
tentang kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengrtian ini, maka kesehatan harus dilihat satu kesatuan yang
utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial, dan didalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian paling
yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri
dapat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947). Devinisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yag dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai
sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan
mengindentifikasi lingkungan internal dan internal.
3. Penghargaan terhadap pentingngnya
peran individu dalam hidup
Menurut
Neuman (1990): “sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien
pada waktu tertentu yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang
optimal dengan energi yang paling maksimal hingga sampai kondisi kematianlah
yang menandakan habisnya energi total”.
Jadi
menurut pandangan konsep ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara
terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap perubahan pada
lingkungan internal maupun eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional,
intelektual, perkembangan, dan spritual yang sehat.
Sedangkan
menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai
kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya
melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia
sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat
relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat.
Ternyata definisi kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di
atas serupa kita jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian
di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi
fungsional, dan definisi positif.
Parson memandang masalah kesehatan dari sudut
pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan
terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya
sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota
masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu
berfungsinya manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu
penyesuaian pribadi dan sosial seseorang.
b. Pengertian dan Konsep Penyakit
Setiap manusia yang hidup di muka
bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-gejala maupun konsekuensi
penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal dan aspek sosial. Dalam
usahanya untuk meringankan penyakit yang dideritanya, si sakit terlibat dalam
serangkaian dalam proses pemecahan masalah yang bersifat internal maupun
eksternal, baik yang spesifik maupaun yang non spesifik (von Mering 1970
: 272-273).
Penyakit merupakan suatu fenomena
kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Prilaku dan cara
hidup manusia adalah sebagian besar penyebab timbulnya berbagai macam penyakit
baik di zaman primitif maupun di masyarkat yang sudah sangat maju
peradabannhya. Ditinjau dari segi bologis penyakit merupakan kelainan berbagai
organ tubuh manusia. Sedangkan menurut segi kemasyarakatan, keadaan sakit
dianggap sebagai penyimpangan prilaku dari keadaan sosial yang normatif.
Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh
kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, akan tetapi bisa juga
disebabkan oleh kelainan emosional dan psikososial individu yang bersangkutan.
Faktor emosional dan psikososial ini ada dasarnya merupakan akibat dari
lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan adat kebiasaan manusia atau
kebudayaan. Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan bergantuung pada
jenis penyakit. Secara konsepsi ini ditentukan oleh berbagai faktor antara lain
parasit, vektor, manusia dan lingkungan.
Pada umumnya orang lebih menyukai
atau percaya bahwa mereka lebih menyukai sehat daripada sakit. “semua orang
ingin menjadi sehat” sudah sejak berabad-berabad yang lalu merupakan semboyan
umum program-program kesehatan umum. Analisis sosiologis kebanyakan didasarkan
atas asumsi yang serupa, namun penerimaan yang tidak kritis tentang
asumsi tersebut membutakan kita terhadap beberapa aspek penting dari tingkah
laku sehat.
Kesehatan yang baik seperti juga hal
lainnya yang didambakan dalam hidup, menempati prioritas pribadi pada semua
orang. Bagi sejumalah orang kesehatan hampir mendekati skala teratas, namun ada
juga sebagian yang mengiginkan kesehatan tetapi lupa akan konsep kesehatan.
Artinya hanya sedikit saja orang yang ingin sehat di atas segalanya, terutama
bila kenikmatan untuk kesehatan yang baik itu akan secara serius membatasi
kesenangan. Contoh, banyak orang sudah mengetahui akan bahaya rokok yang kemungkian
besar akan menyebabkan serangan jantung, kanker, inpoternsi dan gangguan
kehamilan. Akan tetapi sebagian besar masyarakat menentang kemungkinan
timbulnya kesehatan memburuk dengan memperoleh kenikmatan mengisap rokok.
Menurut hasil diskusi di NusaTenggara
Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat daari keadaan fisik tubuh dan
tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala.Misalnya panas, batuk
pilek, mencret, muntah-muntah, gatal-gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning,
kaki dan perut bengkak.seorang pengobat tradisional yang juga menerima
pandangan kedokteran modern, mempunyai pengetahauan yang menarik mengenai
masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakit adalah sebagai berikut : sakit
badaniah, berarti ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti panas tinggi,
penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur terganggu, dan
kondisi badan lemah. Penyakit batin tidak ada tanda-tanda dibadanya, tatapi
bisa diketahui dengan menanyakan kepada yang gaib. Sedangkan orang sehat,
gerakannya lincah, kuat bekerja, suhu badan normal, makan dan tidur normal,
penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak ada mengeuh lesu lemah atau sakit.
Sudarti (1987) menggambarkan secara
deskriptif persepsi masyarakat dibeberapa daerah di Indonesia mengenai sakit
dan penyakit. Masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu yang
mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit sitandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu
makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan
nafsu makan, galau putus cinta, atau “kantong kering” (tidak punya uang).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
jaringan hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi
mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi,
serta sebagai kompleks lembaga/penata.
Antropologi kesehatan adalah studi yang menjelaskan
berbagai faktor yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan atau cara
individu atau kelompok terkena penyakit oleh suatu respon terhadap sakit atau
penyakit.
Jadi
Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatn yaitu data mengenai konsepsi dan
dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun,
terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan
ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi kepada dokter kesehatan masyarakat
yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan berbagai macam aneka
warna adat dan budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.
Dan kita
juga bisa mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa Setiap manusia yang hidup
di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-gejala maupun
konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal dan aspek sosial.
B. Saran
Dari
pemaparan materi diatas diharapkan kepada pemabaca agar dapat menerapakan dan
memahami antropologi dan sosiologi dalam kehiduoan bermasyarakat, serta dapat
berperilaku dan mengubah gaya hidup dalam bermasyarakat maupun individu.
DAFTAR PUSTAKA
George M. Foster, Barbara Gallatin Anderson. 1986. Antropologi
Kesehatan:Jakarta
Koenjaraningrat. 1990. Pengantar
Ilmu Antropologi, Penerbit Rineka Cipta:Jakarta
Ircham Machfoedz, Eko Suryani 2009 Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan, Penerbit
Fitramayana, Yokyakarta
Hanum, Marimbi. 2009 Sosiologi
Dan Antropologi Kesehatan. Penerbit Nuha Medika:Yokyakarta
Priyanti Pakan, MF.Hatta Swa sono. Antropologi Kesehatan.:Jakarta